Memang benar jika dikatakan bahwa marah itu adalah salah satu ekspresi yang harus dikeluarkan. Harus diekspresikan. Tidak boleh ditahan. Memang itu benar. Jika kita merasa marah, apalagi jika itu sudah sangat teramat, penting untuk kita mengeluarkan dan mengekspresikan rasa marah kita itu. Dan untuk mengekspresikannya ada berbagai cara. Kita bisa mencoba banyak cara. Ada berbagai cara untuk kita bisa mengeluarkan rasa amarah kita. Misalnya dengan berteriak.
Semua Orang Bisa Marah, Perlu Untuk Marah, Tapi Itu Bukan Solusinya
Saat orang marah, pasti adrenalinnya akan meningkat dan detak jantung akan semakin cepat. Sehingga badan akan terasa panas. Karena jantung bekerja lebih cepat, dan memompa darah lebih cepat ke seluruh tubuh. Sehingga wajar jika kita akan merasa badan kita panas saat sedang marah. Karena semua bagian di tubuh kita akan bekerja lebih dari biasanya. Dan saat kita panas, kita kadang sering menjadi gelap mata. Dalam artian, berpikir pendek. Apa yang ada dipikiran kita, semua kita keluarkan, kita ucapkan.
Tanpa ada saringan, tanpa dipikirkan dulu. Pokoknya yang kita pikir asal itu bisa bisa keluar saja. Asal kita bisa keluarkan mumet kita. Itulah yang dilakukan orang saat marah. Dan jika marah itu ditahan, maka rasanya sangat tidak enak, badan bisa bergetar. Dan bisa mandi keringat tubuh itu. Sehingga banyak orang bilang jika marah, maka keluarkan, lepaskan marah itu. Memang benar, tapi itu tidak bisa menjadi sebuah solusi juga. Dengan marah itu tidak bisa menjamin bisa membuat keadaan menjadi lebih baik.
Dengan marah tidak bisa menjamin masalah yang kita hadapi bisa lebih cepat selesai, atau sebagainya. Tapi itu bisa memperparah keadaan, bahkan bisa membuat masalah yang baru. Karena saat kita marah, dan kita ikut emosi kita dengan mengeluarkannya, kita tanpa kendali mengeluarkan semua itu. Sehingga dampaknya bisa menyakiti banyak orang baik secara fisik maupun psikis. Kata-kata kita, ucapan kita bisa menyakiti orang disekitar kita sampai kita tanpa sadar merusak hubungan kita atau pandangan orang pada kita.